TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI
FungsionalismeWilliam James (1842-1910)
Teori emosi yang dikemukakan oleh William James (teori James-Large) adalah sebuah teori yang menjelaskan hubungan antara perubahan fisiologis dengan keadaan emosional. Seorang filsuf Denmark Carl Large pernah mengemukakan bahwa emosi adalah identik dengan perubahan-perubahan dalam system peredaran darah.
Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh James dengan mengatakan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsang-rangsang yang datang diluar. Selain itu James juga mengembangkan teori tentang kesadaran dan konsep diri (self). Ia melihat kesadaran sebagai adaptasi manusia dalam usahanya mempertahankan jenis dan dirinya (teori evolusi).
Kesadaran ini merupakan suatu proses, mengalir terus menerus dalam arti lain tidak statis tapi dinamis. Namun karena sifatnya yang berubah setiap saat tidak ada keadaan tertentu. Kita tidak dapat menerangkan pengetahuan kita tentang kesadaran-kesadaran tanpa kita mempelajari keadaaan-keadaan tertentu dari kesadaran itu.
Tentang “diri”, James membedakan dua aspek yang berbeda tetapi tidak terpisahkan yaitu “Aku”(I) adalah diri sebagai yang mengetahui sesuatu. Dan “Aku sosial” (Sosial me) adalah diri sebagai suatu yang diketahui secara material, sosial maupun spiritual.
John Dewey(1859-1952)
Pada tahun 1886, Dewey menulis buku yang berjudul Psychology. Dalam buku ini ia mengemukakan cara orang Amerika mempelajari psikologi, yaitu cara yang mengutamakan pragmatisme. Sikap pragmatisme dari Dewey iu disadari antara lain oleh pemikiran filsafanya yang berbunyi Thinking men usually think about change (manusia berpikir selalu tentang perubahan). Karena prinsipnya Dewey berpendapat bahwa segala pemikirin dan karena itu juga segala perbuatan harus selalu bertujuan, maka ia menentang elementisme.
Dalam bukunya The Reflex are Concept (1896), ia mengatakan bahwa tingkah laku tidak bisa dipisahkan dari rangsang dan diuraikan ke dalam elemen-elemen tingkah laku yang lebih kecil. Tingkah laku (respons) dan ransang (stimulus) adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, dengan demikian keyakinan Dewey.
Sebab bukanlah stimulus kalau tidak ada respons, demikian pula respons tidak akan terjadi kalau tidak ada stimulus. Karena itu kita harus memandang respons dan stimulus sebagai suatu totalitas.
James Rowland Angell(1869-1949)
James yang pernah menjadi Presiden dari American Psychological Assosiation (APA) ini, menulis sebuah paper dengan judul The Province of Functional Psychology. Dalam papernya ia mengemukakan tiga macam pandangan terhadap fungsionalisme:
Fungsionalisme adalah psikologi tentang mental operation (aktivitas berkerjanya jiwa), sebagai lawan terhadap psikologi tentang elemen-elemen mental.
Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan-kegunaaan dasar dari kesadaran, dimana jiwa (mind) merupakan perantara antara lingkungan dan kebutuhan-kebutuhan organisme. Ini disebut juga sebagai teori emergensi dari kesadaran. Untuk keadaan biasa yang tidak bersifat emergensi (darurat) yang berfungsi adalah kebiasaan (habit).
Fungsionalisme adalah Psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan organisme yang terdiri dari badan dan jiwa. Ia mempelajari juga hal-hal diluar kesadaran, misalnya kebiasaan(habit) dan setelah sadar (half consciousness).
James McKeen Cattell(1860-1944)
Cattell lahir pada tanggal 25 Mei 1860 di Pennsylvania dan meninggal pada tanggal 20 Januari 1944 di New Jersey, Amerika Serikat. Cattell adalah tokoh dari aliran fungsionalisme Kelompok Columbia. Ciri khas aliran ini adalah “kebebasan dalam mempelajari tingkah laku” yang dicerminkan dalam dua pandangan tentang fungsionalisme :
Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme, karena manusia dianggap sebagai keseluruhan yang merupakan kesatuan.
Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang penting adalah fungsi tingkah laku, jadi yang harus dipelajari adalah hubungan (korelasi) antara satu tingkah laku lainnya, atau antara suatu tingkah laku dengan suatu hal yang terjadi dilingkungan.
Edward Lee Thorndike(1874-1949)
Prinsip dasar diri proses belajar yang dianut oleh Thorndike, yaitu bahwa dasar dari belajar (leaning) tidak lain sebenar adalah asosiasi. Suatu stimulus (S), akan menimbulkan suatu respons (R) tertentu. Teori ini disebut sebagai teori S-R. dalam teori S-R dikatakan bahwa dalam proses belajar, pertama kali organisme (hewan, orang) belajar dengan cara coba-salah (trial and error). Dalam proses belajar yang mengikuti prinsip coba-salah ini, ada beberapa hukum yang dikemukanan Thorndike :
Hukum Efek ( The law of effect) : intentitas hubungan antara S dan R akan meningkat apabila hubungan itu diikuti oleh keadaan yang menyenangkan. Sebaliknya, hubungan itu akan berkurang, kalau diikuti oleh keadaan yang tidak menyenangkan.
Hukum Latihan ( The law of exercise) atau hukum guna-tak guna ( The law of Use and Disuse) : Hubungan S-R dapat melemah kalau tidak dilatih atau dilakukan berulang-ulang karena kegunaan R terhadap suatu S tertentu dalam hal yang terakhir ini tidak lagi bisa dirasakan atau makin lama makin menghilang pada organisme yang bersangkutan.
Sehubungan dengan teorinya tentang hukum efek di atas Thorndike sampai kepada penyelidikan tentang Transfer of training. Dalam bukunya yang ditulis bersama dengan tokoh kelompok Columbia lain bernama Woodworth, Thorndike mengemukakan bahwa apa yang dipelajari terdahulu akan mempengaruhi apa yang dipelajari berikutnya.
Rober Sessions Woodworth(1869-1962)
Woodworth merupakan salah satu tokoh fungsionalisme ini merasa harus mempelajari pula dinamika hubungan S-R. bagaimana terjadinya hubungan itu, bagaimana perkembangan hubungan itu dalam situasi yang berubah-ubah, itu semua harus dipelajari kalau kita hendak mengenali tingkah laku manusia dengan baik. Bukunya Dynamic Psychology (1918) Menyebabkan bahwa Woodworth patut di golongkan dalam pengikut aliran psikodinamik. Sebagai penganut psikodinamik, Woodworth berpendirian bahwa metode instropeksi tidak mesti harus dibuang demikian saja dalam penelitian psikologi. Bahkan untuk mempelajari motivasi, yaitu suatu hal yang mendasari tingkah laku, seorang peneliti harus menggunakan metode instropeksi ini.
Refleksisme, Psikologi Purposif dan Behaviorisme
Ivan Petrovich(1849-1936)
Sebenarnya Pavlov bukanlah sarjana psikologi, melainkan sarjana ilmu faal yang fanatik. Ivan dilahirkan di Rjasan pada tanggal 14 September 1849 dan meninggal di Leningrad pada tanggal 27 Februari 1936. Meski Pavlov sangat anti dengan psikologi karena dianggapnya kurang ilmiah, namun peranannya dalam psikologi sangat penting. Khususnya studinya mengenai refleks-refleks yang kemudian menjadi dasar dari perkembangan aliran psikologi behaviorisme. Adapun pandangan terpentingnya adalah bahwa aktivitas psikis sebenarnya tidak lain daripada rangkaian refleks-refleks belaka. Karena itu, untuk mempelajari aktivitas psikis kita cukup hanya dengan memahami refleks saja.
Penemuan penting Pavlov dalam sejarah psikologi adalah hasil penyelidikannya tentang refleks berkondisi ( conditioned refleks ). Penelitiannya ini telah meletakkan dasar-dasar behaviorisme, sekaligus menjadi dasar mengenai proses belajar dan pengembangan mengenai proses-proses belajar. Bahkan Pavlov pun kemudian di anggap oleh A.P.A (American Psychological Association) sebagai salah satu tokoh besar yang sangat berpengaruh dalam psikologi modern, selain Freud.
Dalam eksperimennya tentang refleks berkondisi, Pavlov menggunakan Anjing sebagai binatang percobaannya. Pertama anjing di ikat, dimana sebelumnya telah dilakukan operasi yang dilakukan sedekimian rupa sehingga nantinya setiap air liur yang keluar dari anjing tersebut bisa ditampung dan diukur. Pada percobaanya Pavlov kemudian menekan tombol sehingga keluar makanan tepat di depan anjing tersebut. Dimana anjiing kemudian mengeluarkan liurnya, yang hal ini disebut dengan refleks tak berkondisi (Uncondition refleks) sedang makanan yang keluar tadi disebut rangsang tak berkondisi. Kemudian pada tahap berikutnya Pavlov membunyikan lonceng sebelum makanan muncul didepan anjing, kejadian ini dilakukan berulang-ulang, sehingga akhirnya anjing sudah bereaksi mengeluarkan air liurnya saat lonceng berbunyi.
Dan keluarnya air liur disebut refleks berkondisi ( condition refleks ) sedang bunyi lonceng disebut rangsang berkondisi (condition stimulus ). Jika kemudian hal ini diulang meski nantinya tidak akan ada makanan setelah bunyi lonceng, tapi anjing tetap akan bereaksi dengan mengeluarkan liurnya saat mendengarkan lonceng. Artinya refleks berkondisi tetap akan ada meski rangsang tak berkondisi ditiadakan. Tapi tentunya hal ini tidak boleh berlangsung lama, karena binatang percobaan juga butuh penghargaan (reward), jika tidak akan terjadi penghapusan refleks(extinction).
Kesimpulannya, tingkah laku sebenarnya tidak lain dari gerak reflesk berkondisi, yaitu refleks-refleks yang terjadi setelah adanya proses kondisioning ( condition process ) Dimana refleks-refleks yang tadinya dihubungkan dengan rangsang-rangsang tak berkondisi lama-kelamaan dihubungkan dengan rangsang berkondisi.
William McDougall(1871-1938)
William sebenarnya tidak suka menyebut dirinya sebagai pelopor behaviorisme, dia lebih suka menyebut ajarannya sebagai psikologi purposif (bertujuan) atau psikologi hormik (hormik psychology). Sarjana berdarah campuran Inggris dan Skotlandia ini lahir tanggal 22 Juni 1871 di Lancashire, dan meninggal di Durham pada tanggal 28 November 1938.
McDougall dianggap terkemuka karena karya-karyanya berupa :
Psikologi Hormik : Tingkah laku selalu bertujuan, bukan merupakan proses mekanismenya saja.
Teori Insting : Insting adalah kecendrungan bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu. Dimana kecendrungan tingkah lakunya merupakan pembawaan dari lahir
Sentimen : adalah system emosi tertentu yang timbul pada objek-objek tertentu. Contohnya saat kita berhadapan dengan seseorang dan kita selalu merasa benci, itu di sebut sentiment.
Teori mengenai jiwa kelompok ( grup mind ) : dimana setiap orang memiliki energi. Dan jika satu atau lebih orang berkumpul energi itu akan bergabung dan terorganisir menjadi kekuatan baru yang berpengaruh pada prilaku kelompok. Makanya terkadang prilaku seseorang didalam kelompoknya akan tidak sama dengan seseorang diluar kelompoknya, atau sendiri. Tentu saja ini bertentangan dengan teorinya yang sebelumnya dalam buku social psychology dimana ia menyatakan bahwa tingkah laku social tergantung pada interaksi individu dengan antar sesama anggota kelompoknya.
Adapun ciri-ciri dari tingkah laku menurut Mcdougall adalah sebagai berikut :
Spontanitas gerakan
Ketetapan dari aktivitas yang tidak tergantung pada aktivitas sebelum atau sesudahnya
Gerakan-gerakan yang berketatapan itu memiliki beragam tujuan ( variation direction )
Gerakan akan berhenti begitu terdapat perubahan tertentu
Akan terjadi persiapan untuk menghadapi aktivitas baru sebagai akibat dari berakhirnya aktivitas sebelumnya.
Jika tingkah laku diulang beberapa kali dengan situasi dan kondisi yang sama pula, maka akan ada peningkatan efektifitas
Reaksi organisme merupakan suatu totalitas
Dari beberapa ciri di atas inilah Mcdougall tidak mau disebut sebagai Behaviorisme, karena refleks tidaklah memenuhi criteria tingkah laku yang dimaksud olehnya, adapun karakteristik penting dari tingkah laku yaitu :
Tingkah laku memiliki kebebasan memiliki arah dan tujuan. Sedang behaviorisme menganggap bahwa tujuan tingkah laku adalah semata kebetulan dan tidak sengaja.
Tingkah laku mempunyai unsur bawaan yang disebut insting, dengan tiga aspeknya berupa aspek persepsi, aspek emosional dan aspek motoris.
John Broadus Watson(1878-1958)
Watson dilahirkan di Greenville tanggal 9 Januari 1878, dan meninggal pada tanggal 25 September di New York City. Dengan suatu disertasi berjudul Animal Education pada tahun 1903 dia mendapat Ph. D dari Universitas Chicago. 1908 ia mendapat gelar professor dalam bidang psikologi eksperimen dan psikologi perbandingan dari John Hopkins Univesity di Baltimore. Namun pada tahun 1920-1945 ia keluar dari Universitas tempat di mana ia juga menjadi kepala Laboratorium psikologi. Ia kemudian bekerja dalam bidang psikologi konsumen. Tapi ia tetap menyumbang banyak ilmu pengetahuan melalui karya-karyanya . Buku Phychology as the behaviorist Vieews It ( 1913 ). Dalam bukunya ia berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif. Instopeksi dianggapnya tidak objektif dan karenanya tidak ilmiah. Watson di kenal dengan sebutan “naïve behaviorist “ karena kenaifannya dalam mengungkapkan pendapatnya. Contohnya pendapatnya yang menyatakan psikologi harus dipelajari seperti mempelajari ilmu pasti.
Penyelidikan psikologi harusnya tentang prilaku yang nyata saja ( Overt Behavior ) seperti makan, minum, berjalan dan sebagainya. Meski begitu prilaku tidak nyata (covert Behavior) juga tidak menutup kemungkinan untuk dipelajari melalui gerakan implicit. Seperti berpikir yang menurut Watson adalah gerak bicara yang emplisit. Seorang yang berpikir menurutnya membuat gerakan-gerakan lidah yang lemah sehingga tidak tampak dari luar. Dengan kata lain berpikir adalah bicara yang tidak tampak.
Hal ini tentunya banyak mendapat kritik, karena banyak orang yang bisa berpikir, tapi tidak memiliki lidah ataupun bisa berbicara.
Edwin Bisell Holt (1873-1946)
Edwin adalah orang yang memiliki peranan penting dalam memberikan landasan-landasan filsafat pada ajaran Watson yang naïf. Sehingga Behaviorisme menjadi lebih diterima dan logis. Edwin mengatakan bahwa inti dari ajaran Watson adalah bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya kunci untuk menerangkan jiwa. Tapi sedikit berbeda dengan Watson Edwin mengatakan bahwa tingkah laku memiliki tujuan dan berubah-ubah dari waktu kewaktu, sehingga dengan begitu manusia menjadi lebih dinamis. Dari pemikiran ini kemudian muncullah konsep psikodinamik yang menjadi sumbangan terbesar bagi psikoanalisa dari Freud dan psikodinamik dari Kurt Lewin.
Edward Chase Tolman(1886-1959)
Tolman mengatakan tingkah laku secara keseluruhan disebut tingkah laku molar yang terdiri atas tingkah laku-tingkah laku kecil yang dinamakan tingkah laku molekular ( refleks ). Contohnya makan adalah tingkah laku molar, sedang gerakan mengambil sendok untuk makan adalah molekular. Sebenarnya tujuan dari tingkah laku terdapat pada tingkah laku molar, bukan pada molekular. Behaviorisme Watson disebut behaviorisme operasional, dengan rumusnya :
B : f ( S,A )
B : behavior (tingkah laku)
f : fungsi
S : situasi
A : antecedent ( hal-hal yang mendahului suatu situasi )
Jadi, tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahului situasi tersebut.
B.F Skinner(1904-1990)
Skinner berpendapat bahwa tingkah laku sepenuhnya dipengaruhi oleh stimulus saja. Rumusnya untuk tingkah laku adalah , B = f (S) suatu tingkah laku atau respons (R) tentu terjadi sebagai reaksi terhadap stimulus ( S ), teori ini lebih dikenal dengan teori S-R.
Untuk teori ini Watson mengadakan percobaan kondisioning operant, yang sebenarnya tidak jauh berbeda dari percobaan Pavlov. Ia menggunakan tikus sebagai binatang percobaaanya. Dengan sengaja tikus itu melakukan sesuatu untuk mengubah situasi, untuk memenuhi kebutahan dan memuaskan dirinya. Oleh karena itu percobaannya disebut sebagai respons operant, atau tingkah laku operant. Sedang stimulusnya disebut stimulus operant.
Gesalt
Franz Brentano (1838-1917)
Franz Brentano adalah printis dan guru dari tokoh-tokoh Psikologi Gesalt. Ia lahir di Marienberg, dekat Boppard on Rhine pada tanggal 16 Januari 1838 dan meninggal di Zurich pada 17 Maret 1917. Ia tidak sependapat dengan strukturalisme yang hendak menganalisa kesadaran dengan memecah-mecahnya ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipandang sebagai suatu fenomena yang mesti sebagaimana adanya, sebagai totalitas.
Ia adalah pelopor aliran psikologi fenomenalogi, yaitu aliran psikologi yang berusaha mempelajari jiwa sebagai fenomena dengan metode yang deskriftif.
Brentano berpendapat bahwa dasar dari segala tingkah laku kejiwaan (psychie acts) adalah persepsi dalam (inner perception). Yaitu persepsi yang tak terbatas pada persepsi oleh indra-indra belaka. Ia membedakan antara aksi psikis (psychic acts) dan isi non psikis ( non psychic contents) dalam fenomena kejiwaan.
Christian Von Ehrenfels (1859-1932)
Tokoh ini bukanlah termasuk dalam kelompok aliran psikologi Gesalt sendiri, namun ialah yang meletakkan dasar-dasar dari aliran Psikologi Gesalt yang akan timbul kemudian. Ia dilahirkan di Rodaun (Austria) pada 20 Juni 1859 dan meninggal di Lichtenau (Austria) pada 8 September 1932.
Max Wertheimer(1880-1941)
Tokoh ini dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan meninggal 12 Oktober 1943 di New York. Wertheimer dianggap sebagai pendiri Psikologi Gesalt pada tahun 1912, bersamaan dengan keluarnya kertas kerjanya yang berjudul Experimental Studies of the Perception of Movement. Dalam kertas kerjanya ini ia mengemukakan hasil eksperimennya dengan menggunakan alat yang disebut stroboskop, yaitu alat berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak itu.
Menurutnya, gerak stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan elementisme, tetapi hanya dapat diterangkan dengan teori Gesalt, yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. Garis-garis tidak dilihat secara sendiri-sendiri, tetapi dalam hubungan satu dengan lainnya. Persepsi yang demikian itu disebut persepsi holistic. Persepsi holistik dalam gerak stroboskopik di atas dimungkinkan karena penglihatan kita tidak hilang demikian saja bersama dengan hilangnya rangsang, melainkan meninggalkan jejak tertentu di otak (isomorfi).
Dalam bukunya, Investigation of Gesalt Theory (1923) Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gesalt untuk pertama kalinya, yaitu sebagai berikut :
Hukum kedekatan (law of proximity) : Hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
Hukum ketertutupan (law of closure) : Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
Hukum kesamaan (law of equivalence) : Hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai sutau kelompok atau suatu totalitas.
Kurt Koffa( 1886-1941)
di Berlin tanggal 18 Maret 1886, meninggal di North ampton, Massachusetts, Amerika Serikat tanggal 22 November 1941. Teori Koffa tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar, sebagaimana tingkah laku lainnya pula, dapat diterangkan dengan prinsip-prinsip organisasi dari Psikologi Gesalt. Beberapa teori Koffa tentang belajar :
Salah satu faktor yang penting dalam belajar adalah jejak-jejak ingatan (memory traces), yaitu pengalaman-pengalaman yang membekas pada tempat-tempat tertentu di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gesalt dan akan dimunculkan kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan perkataan lain tidak menyebaban terjadinya lupa), melainkan menyebabkan perubahan jejak, karena jejak ingatan itu cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gesalt yang lebih baik dalam ingatan
Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan
Wolfgang Kohler (1887-1967)
Tokoh ini lahir di Reval, Estonia, pada tanggal 21 Januari 1887 dan meninggal di Lebanon, Ne Hampshire, Amerika Serikat, pada tanggal 11 Juni 1967. Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya mengenal tingkah laku kecerdasan (intelligent behavior) pada hewan, utamanya pada simpanse. Kemudian dalam penyelidikan itu disebutkanlah pemahaman yang datang tiba-tiba yang dinamakan Aha Erlebnis.
F. Krueger
Tahun 1924 Krueger memperkenalkan pada dunia psikologi istilah ganzheit di Leipzig. Ganzheit berasal dari kata Jerman das Ganze yang berarti keseluruhan. Sampai sekarang istilah Gesalt masih dianggap sama dengan Ganzheit.
Krueger sendiri menyatakan bahwa Ganzheit tidak sama dengan Gesalt. Ganzheit terpisah dari gesalt dan merupakan perkembangan dari psikologi gesalt. Krueger berpendapat bahwa psikologi gesalt terlalu menitikberatan pada masalah persepsi obyek. Padahal yang lebih penting menurut Krueger adalah penghayatan secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, bukan hanya persepsi saja atau totalitas obyek-obyek saja. Konsekuensi dari pendapatan ini adalah bahwa tingkah laku harus diamati secara holistik dan molar, yaitu suatu tingkah laku harus dipandang dalam hubungannya dengan tingkah laku lain, baik yang terjadi sebelumnya, sesudahnya atau pada saat yang bersamaan.
Kurt Lewin (1890-1947)
Lewin dilahirkan di Mongilno (Posen) pada tanggal 9 September 1890, dan meninggal pada tanggal 12 Februari 1947 di Newtonville, Massachussets, Amerika Serikat. Tokoh ini menyimpulkan bahwa persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang atau emergent, tetapi ditentukan oleh kekuatan-kekuatan (forces) yang ada dalam lapangan psikologis (psychological field) seseorang.
Di samping teori-teorinya yang murni, Lewin terkenal pula dengan karya-karyanya dalam pengalaman teori-teori itu dalam berbagai bidang. Teori lapangannyya digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah perkawinan, rekonstruksi manusia-manusia korban perang dan menerangkan tingkah laku kelompok. Salah satu teorinya yang bersifat praktis yang penting dikemukakan adalah teori konflik. Dimana Lewin membagi konflik atas tiga jenis, yaitu :
Konflik mendekat-mendekat (approach-approach conflict). Konflik ini terjadi kalau seseorang menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilai positif.
Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict). Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua obyek yang sama-sama mempunyai nilai negatiif tetapi ia tidak bisa menghindari kedua obyek itu sekaligus
Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict). Dalam konflik ini terdapat hanya satu obyek yang mempunyai nilai positif dan negative sekaligus.
Kognitif
F. Heider
Heider mengemukakan sebuah teori yang berpangkal pada perasaan-perasaan yang ada pada seseorang terhadap seseorang lain dan sesuatu hal yang lain (pihak ketiga) menyangkut orang pertama dan kedua. Orang pertama dilambangkan dengan P (person). Sedang orang kedua dilambangkan dengan O (others) sedang pihak ketiga dilambangkan dengan X.
Hubungan P-O-X dapat bersifat saling memiliki yang disebut tipe U. Sedang untuk tipe bukan-U adalah untuk sifat hubungan P-O-X yang tidak saling memiliki. Meminjam prinsip Kurt Lewin . Menurut Heider hubungan P-O-X juga bersifat positif yang dinamakan hubungan L(like) dan hubungan bersifat negatif yang disebut DL(dislike). Beberapa kombinasi hubungan P-O-X yang akibatnya terhadap kognisi (kesadaran) P adalah sebagai berikut :
Keadaan seimbang (balance) yang menimbulkan rasa puas senang dan mendorong P untuk berbuat sesuatu untuk mempertahankan hubungan ini
Keadaan tidak seimbang (imbalance) yang menyebabkan timbulnya perasaan tidak senang, tidak puas, penasaran dan sebagainya dan menyebabkan P terdorong untuk berbuat sesuatu untuk mengubah sifat-sifat hubungan P-O-X sehingga mendekati keadaan yang seimbang
Keadaan tidak relevan (irrelevan) yang tidak berpengaruh apa-apa terhadap P, sehingga P tidak terdorong untuk berbuat apa-apa
Leon Festinger
Dalam teorinya sektor-sektor dalam lapangan kesadaran dinamakan elemen-elemen kognisi. Elemen-elemen itu saling berhubungan satu sama lain dan jenis hubungan itu antara lain yaitu :
Hubungan yang tidak relevan
Hubungan disonan
Hubungan konsonan
Hubungan yang tidak relevan tidak akan menimbulkan reaksi apa-apa pada diri orang yang bersangkutan. Hubungan disonan disebabkan oleh elemen-elemen kognisi yang saling menyangkal, sedangkan hubungan konsonan adalah hubungan yang tidak disonan. Untuk mengurangi disonansi ada tiga cara yang bisa di tempuh, yaitu :
Mengubah elemen tingkah laku
Mengubah elemen kognisi dari lingkungan
Mengubah elemen konisi baru
Psikoanalisa
Franz Anton Mesmer (1734-1815)
Sarjana berbangsa Jerman dilahirkan di Iznang pada tanggal 23 Mei 1734 dan meninggal tanggal 5 Agustus 1815 di Meersburg ini sebenarnya bukan tokoh psikoanalisa, karena pada masa hidupnya aliran ini belum muncul. Hanya saja ia menemukan teknik penyembuhan hipnotisme, meski namanya ketika itu disebut dengan istilah Mesmerisme.
Mesmerisme yang merupakan istilah teknik hipnotisme dari Franz ini dianggap sebagai ilmu semu, karena teori yang mendasarinya tidak menyakinkan jika ditinjau dari sudut ilmu murni.
Dalam teorinya tentang “ animal magnetism “, Mesmer mengatakan bahwa dalam dirinya terdapat “curative power of magnetic iron” (daya penyembuh magnetis) yang timbul dari semacam cairan yang terdapat dalam dirinya yang dapat disalurkannya keluar melalui sebatang besi berani dan diteruskan kepada pasien.
Jean Martin Charcot (1825-1893)
Charcot adalah pria kelahiran Prancis tanggal 29 November 1825 dan meninggal di Paris 16 Agustus 1893. Tahun 1853 ia menjadi dokter di rumah sakit Paris, dan menjadi Profesor di Akademi kedokteran Paris pada tahun 1873.
Sebagai seorang dokter ia mengembangkan teknik hipnose dan sugesti mental untuk menyembuhkan pasien-pasien psikoneurotis, khususnya penderita histeria.
Asal kata histeria adalah “uterus” atau rahim, dan hal ini umumnya terjadi pada wanita. Histeria adalah suatu gangguan emosi yang demikian kuatnya sehingga memblokir atau menghalangi berfungsinya salah satu anggota tubuh, sekalipun tidak ada gangguan organis. Gejala dari histeria ini adalah buta lumpuh. Gangguan ini sering kali disebabkan oleh suatu peristiwa yang menggoncang jiwa pasien, dan untuk melupakan peristiwa tersebut pasien kemudian melumpuhkan salah satu anggota badannya.
Dengan teknik hipnose, Charcot menurunkan ambang kesadaran pasien, sehingga peristiwa yang menggoncangkan, yang menjadi penyebab gangguan emosi itu, yang selama ini dihindari oleh kesadaran ditekan kedalam ketidaksadaran, ditimbulkan kembali ke alam kesadaran. Dengan begitu pasien akan sembuh dari penyakitnya.
Pierre Janet(1859-1947)
Tokoh ini dilahirkan di Paris, 30 Mei 1859, dan meninggal di kota yang sama pada tanggal 24 Februari 1947. Ia memiliki suatu teori tentang kepribadian yang dikenal dengan teori strata. Menurut teori ini, kepribadian terdiri dari kecendrungan-kecendrungan yang tersusun secara hierarkis dari yang paling rendah (misalnya refleks) sampai yang paling tinggi(misalnya akal). Semua kecendrungan-kecendrungan itu memiliki sejumlah energi tertentu yang berasal dari sumber -sumber fisiologis, psikologis, dan juga dari keturunan. Energi-energi itu kalau diaktifkn akan membuat suatu kecendrungan menjadi tingkah laku.
Banyak sedikitnya energi yang bisa dibebaskan pada kecendrungannya tertentu akan memberikan ketegangan (tension) tertentu pada individu yang bersangkutan. Tingkat ketegangan ini menurut Janet adalah indikasi untuk menetapkan klasifikasi kelainan kepribadian.
Seseorang psikoneorotis adalah orang yang terlalu banyak mempertahankan energi pada tingkat kecendrungan yang rendah, sehingga terjadi ketegangan pada tingkat itu. Kalau energi pada tingkat yang rendah terlalu banyak dilepas dan kecendrungan pada tingkat akal terlalu banyak dipertahankan energinya, maka orang yang bersangkutan adalah psikopat.
Sigmund Freud(1856-1939)
Beliau adalah seorang Jerman keturunan Yahudi, dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939.
Tokoh aliran psikologi dalam ( depth psychology ) atau tokoh psikoanalisa ini menggambarkan jiwa sebuah gunung es. Adapun teori psikoanalisa freud berfungsi sebagai teori, antara lain yaitu :
Teori kepribadian
Teknik analisa kepribadian
Metode terapi ( penyembuhan )
Teori Kepribadian
Id
Terletak dalam ketidaksadaran, dia merupakan tempat dari dorongan-dorongan primitive, atau dorongan yang dibentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan. Dorongan untuk hidup, mempertahankan hidup(life instinct) dan dorongan untuk mati ( death instinct). Bentuknya berupa libido atau dorongan seksual, dan dorongan mati berupa dorongan agresi, yaitu dorongan yang menyebabkan orang ingin menyerang orang lain. Id prinsipnya adalah kesenangan dan bertujuan untuk memuaskan semua dorongan primitive.
Superego
System ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan. Dorongan-dorongan dari superego ini akan berusaha menekan dorongan dari id yang masih primitive, dan kadang-kadang superego yang menang, kadang-kadang id yang lebih kuat.
Ego
Suatu system dimana dorongan dari id dan superego beradu kekuatan. Dimana fungsi ego adalah menjaga keseimbangan antara kedua dorongan tersebut. Ego sendiri tidak memiliki dorongan ataupun energi, ia adalah satu-satunya system yang berhubungan dengan kenyataan didunia luar. Dimana ego mempunyai cara-cara tertentu yang disebut mekanisme pertahanan (defense mechanism) untuk menjaga keseimbangan kedua system.
Adapun sembilan mekanisme pertahanan dari freud adalah :
Represi
Pembentukan reaksi ( reaction formation )
Proyeksi ( projection )
Penempatan yang keliru ( displacement )
Rasionalisasi ( rationalization )
Supresi ( suppression)
Sublimasi ( sublimation )
Kompensasi ( compensation )
Regresi ( regression )
Dalam teori psikoanalisa sebagai teori kepribadian, freud juga menyebutkan beberapa tingkat perkembangan, yaitu :
Fase oral, kepuasan seksual terutama disekitar mulut, misalnya bayi yang meminum ASI
Fase anal, pada usia kira-kira dua tahun, kepuasaan berpindah ke anus, ketika sang anak bisa duduk di pispot sampai lama
Fase phalic, terdapat pada anak usia 6-7 kepuasan seksnya terdapat pada alat kelamin, tapi berbeda dengan kepuasan seks pada orang dewasa.
Fase latent, mulai dari anak usia 7-8 tahun sampai ia menginjak remaja, seolah-olah tidak aktivitas seksual. Kerena itu masa ini disebut masa latent (tersembunyi).
Fase genital, dimulai sejak remaja, segala kepuasan seks berpusat pada alat-alat kelamin.
Teknik Analisa Kepribadian
Dalam analisa ini umumnya dipergunakan dua cara pendekatan, yaitu pertama-tama melihat dinamika dari dorongan-dorongan primitive ( khusus libido ) terhadap ego dan bagaimana superego menahan dorongan-dorongan primitive itu. Pendekatan kedua adalah pendekatan sejarah kasus ( case history ), terutama untuk melihat fase-fase perkembangan dorongan seksual apakah berjalan wajar, apakah ada hambatan-hambatan dan kalau ada, di fase mana mulai terjadi hambatan itu. Teknik Psikoterapi
Pada prinsipnya psikoanalisa mengetahui bahwa kalau factor penyebab yang tersembunyi di dalam ketidaksadaran sudah bisa diketahui dan dibawa ke kesadaran, maka penderita dengan sendirinya akan sembuh. Freud lebih menyukai teknik psikoanalissa, yaitu penderita secara sepenuhnya di ajak untuk mengekspolarasi ketidaksadarannya. Salah satu tekniknya adalah analisa mimpi (traumdeutung). Freud percaya bahwa dorongan-dorongan primitive, maupun hal-hal yang direpresi, yang tidak dapat muncul dalam kesadaran dapat memunculkan dirinya dalam bentuk symbol-simbol dalam mimpi. Teknik lain adalah dengan membiarkan penderita bicara sendiri sebebasnya dengan menggunakan asosiasi bebas ( free association ). Dengan teknik ini, freud mengharapkan dapat menjajagi isi ketidaksadaran dari penderita yang bersangkutan.
Carl Gustaf Jung (1875-1961)
Ia dilahirkan pada tangal 26 Juli 1875 di Kesswil, dan meninggal di Kusnacht, Swiss, pada tanggal 6 Juni 1961. Berbeda dengan teori Freud tentang kepribadian yang lebih bersifat mekanistis dan berdasar ilmu alam, konsepsi analistis Jung mengenai kepribadian menunjukkan usahanya untuk menginterprestasikan tingkah laku manusia dari sudut filsafat, agama dan mistik. Teori ini penekanannya lebih kuat pada tujuan tingkah laku teologi. Jung juga menekankan adannya dasar-dasar rasial dan filogenetis dari kepribadian dan sangat kurang mementingkan arti dorongan-dorongan seksual dalam perkembangan kepribadian.
Jung melihat Libido tidak seperti Freud, ia melihat libido sebagai energi yang mendasari bermacam-macam proses mental seperti berpikir, merasa, berhasrat, mengindra dan sebagainya. Aktivitas psikis tidak ditentukan oleh prinsip kesenangan (pleasure principle), melainkan muncul secara otonom melalui libido dan ditentukan terutama oleh prinsip pelepasan energi.
Keseluruhan Kepribadian menurut Jung terdiri dari tiga system yang saling berhubungan yaitu, kesadaran, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif. Pusat dari kesadaran adalah ego yang terdiri dari ingatan, pikiran dan perasaan. Ego inilah yang memungkinkan seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman pribadi, harapan-harapan dan dorongan-dorongan yang pernah disadari tetapi tidak dikehendaki oleh ego sehingga terpaksa di dorong masuk ke ketidaksadaran.
Ketidaksadaran kolektif adalah system yang paling berpengaruh terhadap kepribadian dan bekerja sepenuhnya diluar kesadaran orang yang bersangkutan. Ego, sebagai pusat dari kesadaran dan merupakan tempat kontak dengan dunia luar mempunyai tugas untuk mengadakan keseimbangan antara tuntunan dari luar dengan dorongan-dorongan yang datang dari ketidaksadaran pribadi maupun ketidaksadaran kolektif. Ego, sampai pada batas-batas tertentu akan dapat mempengaruhi atau mengubah dunia luar, dan sampai pada batas tertentu pula bisa mengontrol ketidaksadaran pribadi. Tetapi ego tidak memiliki kekuatan apapun untuk mempengaruhi kesadaran kolektif, justru sebaliknya, kesadaran kolektiflah yang mempengaruhi ego. Kalau ego tidak berhasil menjaga keseimbangan antara tuntunan dari luar, dorongan ketidaksadaran pribadi dan dorongan ketidaksadaran kolektif, maka ego akan menderita dan orang yang bersangkutan akan menderita neurose.
Jung mengatakan bahwa manusia di dunia ini pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis saja, tergantung pada jenis atau tipe kepribadiannya. Berdasarkan fungsinya (kepribadian yang rasional, intuitif, emosional, dan sensitive) sedang pembagian manusia berdasarkan reaksinya terhadap lingkungan disebutkan oleh Jung terdiri atas kepribadian yang ekstrover, introvert, dan ambivert.
Alfred Adler (1870-1973)
Ia dilahirkan di Wina, 7 Februari 1870 dan meninggal di Aberdeen, 25 Mei 1937. dalam kertas kerjanya yang berjudul “Organ Inferiority” ia mengatakan bahwa tiap manusia pada dasarnya memiliki kelemahan organis. Tetapi kelemahan-kelemahan organis inilah yang membuat manusia bisa lebih unggul dari makhluk lainnya. Menurut Adler kelemahan-kelemahan organis itu mendorong manusia untuk mengadakan kompensasi. Mekanisme kompensasi inilah yang mendasari tingkah laku manusia.
”Organ Inferiority” pada masing-masing orang tidaklah sama, melainkan khas bagi orang itu sendiri. Dengan demikian cara mengkompensasi inferioritas itu tidak pula sama, tergantung pada tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang bersangkutan.
Adler mengatakan pada dasarnya pada setiap orang terdapat hasrat atau dorongan untuk diakui atau dianggap penting oleh masyarakat. Dorongan ini disebut “Geltungstrieb” yang mendapat hambatan berat dari perasaan rendah diri akibat dari adanya “Organ Inferiority” iru. Perasaan rendah diri ini terpaksa harus diatasi dengan kompensasi untuk dapat memenuhi “geltungstrieb” itu. Pada beberapa orang, perasaan rendah diri bisa meningkat menjadi kompleks rendah diri (inferiority complex) dan dalam hal ini individu biasanya melakukan kompensasi yang berlebihan (over compensation). Kompensasi berlebihan ini bisa menimbulkan neurose pada beberapa orang
.
Granville Stanley Hall (1844-1924)
Tokoh yang berasal dari Massachussets, Amerika Serikat ini memiliki teori sendiri, yang dikenal dengan Teori Evolusi. Dengan teori ini ia sering disebut “Darwin of the mind” kerena seolah-olah menerapkan teori evolusi dari Darwin kepada perkembangan jiwa. Teori evolusinya berbunyi “Ontogeny recapitu lates phylogeny”, artinya proses perkembangan individu sejak dia lahir sampai dewasa tidak lain adalah bentuk yang lebih singkat (rekapitulasi, singkatan) dari proses perkembangan makhluk yang bersangkutan dari mulai tingkatnya yang paling sederhana sampai tingkat yang sempurna. Hal ini terbukti dari eksperimen-eksperimen yang dilakukan Hall dimana ditemukan bahwa reaksi-reaksi yang diberikan oleh binatang satu sel sama dengan reaksi-reaksi sel-sel telur atau sperma pada manusia.
Gustave Le Bon(1841-1931)
Tokoh ini dilahirkan di Nogent-Le Rotron pada tanggal 7 Mei 1841 dan meninggal pada tanggal 15 Desember 1931 di Paris. Ia sebenarnya bukanlah tokoh psikoanalis, tapi pikirannya banyak sejalan dengan pikiran-pikiran psikoanalis.
Pengaruhnya terhadap psikoanalis karena Le Bon mencoba menerangkan tingkah laku kelompok (crowd) dengan teori-teori tentang ketidaksadaran, dorongan-dorongan irasional, baik dorongan biologis maupun rasial yang diperoleh turun-temurun. Ia berkesimpulan bahwa individu-individu dalam kelompok bertingkah laku impulse, mobil, iritable, intoleran, sugestibel dan dictatorial dan sebagainya itu karena kelompok dikuasai oleh semacam jiwa bersama (group mind) dan jiwa bersama inilah yang mengatur tingkah laku individu-individu dalam kelompok itu.
Jiwa bersama itu timbul kalau beberapa orang berkesimpulan menjadi satu, karena energi-energi yang keluar dari masing-masing individu berkumpul menjadi satu dan membentuk jiwa bersama itu. Dengan adanya jiwa bersama itu, maka sering kali terjadi orang-orang dalam kelompok melakukan sesuatu yang tidak akan pernah dilakukannya andaikata ia hanya sendirian (tidak dalam kelompok)
Psikologi Holistik dan Humanistik
Abraham H.Maslow(1908-1970)
Maslow sebelumnya adalah seorang behavioris, tapi kemudian dari tiga pengalaman hidupnya ia kemudian beralih ke psikologi holistik dan humanistic. Dimana pengalaman itu antara lain yaitu: saat ia merasakan bahwa kasih sayang ibu lebih besar dari yang diberikan ayahnya. Pengalaman kedua saat ia memiliki bayi, ia berkata” Orang yang sudah pernah punya bayi, tidak akan menjadi behavioris”. Ketiga, ketika Pearl Harbour dibom Jepang pada tahun 1941.
Setelah menjadi penganut psikologi holistik dan humanistik. Ia berpendapat mestilah ada pintu masuk dimana kita bisa mempelajari manusia dari sudut pandang yang sama tanpa mengkotak-kotakkannya. Ideology ini dinamakan “meta-motivasi” atau “meta-kebutuhan”(kebutuhan yang tertinggi, yang melebihi kebutuhan-kebutuhan lain pada umumnya)
Teori Maslow tentang motivasi ini berawal dari pra-anggapan bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, atau setidaknya-tidaknya netral, bukan jahat. Salah satu teori Maslow yang sangat terkenal adalah teori hierarki kebutuhan. Dimana dalam teori ini dia mengatakan bahwa ada lima macam kebutuhan manusia yang berjenjang.
Pertama, kebutuhan dasar yang bersifat fisiologik ( kebutuhan akan udara, makanan minuman dan sebagainya) yang ditandai dengan kekurangan sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan.
Kedua, kebutuhan yang berhubungan dengan keamanan, stabilitas, cemas, takut dan sebagainya.
Ketiga, kebutuhan untuk dicintai dan dimiliki
Keempat, kebutuhan akan harga diri yang terbagi atas kebutuhan akan kekuaan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan kemandirian. Dan berikutnya kebutuhan akan penghargaan dari orang lain.
Dan kebutuhan kelima adalah kebutuhan yang didalamnya terkandung 17 meta-kebutuhan yang tidak tersusun secara hierarki melainkan saling mengisi. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi maka terjadi meta-patologi seperti : apatisme, kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi dan sebagainya.
Berikut 17 meta-kebutuhan dari Maslow :
Kebenaran
Kebaikan
Keindahan/ kecantikan
Keseluruhan (kesatuan/integrasi)
Dikhotomi-transedensi
Berkehidupan
Keunikan
Kesempurnaan (perfeksi)
Keniscayaan
Penyelesaian
Keadilan
Keteraturan
Kesederhanaan
Kekayaan
Tanpa susah payah
Bermain
Mencukupi diri sendiri
Carl R.Rogers(1902-1987)
Carl R Rogers mengembangkan sebuah teknik terapi yang dikenal sejak tahun 1943 yang disebut client centered therapy atau person centered therapy (terapi yang berpusat pada klien atau orang itu sendiri)
Teknik psikoterapi Rogers dikenal juga sebagai psikoterapi non-direktif, karena memang dalam proses psikoterapinya Rogers selalu menghindari pengarahan (direktif). Selanjutnya dalam psikoterapi non-direktif terapis harus berusaha menerima klien sebagaimana adanya, sementara ia pun harus terbuka pada kliennya.
Melalui hubungan yang saling menerima dan melalui upaya bersama antara klien dengan terapis, diusahakan menggali semua pengalaman dan perasaan klien untuk tercapainya keseimbangan (congruence) antara berbagai pengalaman dan perasaan yang sesungguhnya terjadi dengan konsep diri klien. Menurut Rogers, kesenjangan antara konsep diri dan realitas inilah yang menyebabkan gangguan jiwa pada klien, sehingga untuk menyembuhkannya diperlukan upaya penyeimbangan.
fikridien016.blogspot.co.id
iincristin.blogspot.co.id
wandapratama16026.blogspot.co.id
0 komentar:
Posting Komentar